Like a Writer Keeps On Tearing Failed Love Letters That Can't be Sent

Like a Writer Keeps On Tearing Failed Love Letters That Can't be Sent
by Rima Muryantina

I know that you don't want to talk to me anymore,
I know that you hate me even more,
I know that you think I'm a jerk, just like you,
I know that maybe you think I was only using you,

I have to admit that my heart shattered,
But for things like these, I have been alerted,
Maybe this is the best way to keep us far,
After all, we can't be something that I always hope we are,

I always hope that maybe we can share a lot of things together,
But the more I know you, the more I think that it's impossible,
And the more I understand that you will always choose her,
Or anyone that you think more acceptable.

But I just want you to know that you are exceptionally special,
Because you remind me of myself some time a go,
A very troubled confused and sentimental weirdo,
But in that way I cannot survive at all,
That's why I play exceptionally normal,
Though in my heart, deep inside, I still share someone that I used to be,
And I could see myself in you,
And that's why I deeply care about you,
Even when I myself couldn't explain what kind of "care" that I have for you.

Farewell, silly little boy,
May you always be filled with joy.

Crap, what am I writing about?
Hope you will never find out.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"Severus, Please." SPOILER ALERT


Setelah menonton ulang Harry Potter & The Halfblood Prince (kemarin baru beli vcd-nya :D), saya mulai merasakan bahwa adegan pembunuhan Dumbledore di Menara Astronomi dapat dikaji dengan pendekatan semantik dan pragmatik.

Bagi yang belum nonton atau belum baca bukunya dan tidak menyukai spoiler, sebaiknya tinggalkan saja blog ini. Saya tidak sedang berpura-pura seperti Lemony Snicket. Saya serius. Saya ingin membahas detail dari adegan pembunuhan Dumbledore.

Jadi, seperti yang kita tahu kan sebenarnya Dumbledore sendiri yang meminta Snape untuk membunuhnya (daripada si Draco kan kasihan tuh anak masih belom tersesat).

Tapi si Harry tidak tahu. Dan dia diminta untuk percaya pada Snape meskipun Harry udah suudzon macam2 sama Snape. Saya bisa memahami posisi Harry yang kemudian menganggap Snape mengkhianati kepercayaan Dumbledore karena dia tidak memahami konteks dari percakapan Dumbledore dan Snape yang hanya dia dengar sebagian sebelumnya. Harry tidak memiliki skema yang cukup untuk memahami konteks rencana Dumbledore dan Snape ini.

Sesaat sebelum Snape melancarkan mantra "Avada Kadavra" pada Dumbledore, Dumbledore sendiri mengatakan, "Please" pada Snape.

Nah, kata "Please" inilah yang dapat bermakna ambigu.

Di VCD yang saya beli, kata "Please" diterjemahkan menjadi "Kumohon"

Padahal sebenarnya kata "Please" dapat bermakna macam-macam. Bisa "Kumohon", bisa "tolong", bisa "silakan", bisa "sudahlah" tergantung dari konteks percakapan yang ada.

Apabila saya ada di posisi Harry yang tidak menahu apa2, saya tentu saja akan menyangka bahwa "Please" yang dimaksud Dumbledore di sini berarti "Kumohon."

Bisa jadi, dalam pikiran Harry, Dumbledore ingin menyatakan, "Kumohon, jangan lakukan itu. Kumohon, jagalah kepercayaanku," dan lain sebagainya.

Akan tetapi, mungkin makna dari kata "Please" yang sebenarnya dimaksud oleh Dumbledore adalah "Silakan" karena memang Dumbledore-lah yang meminta Snape membunuhnya. Jadi, saat itu Dumbledore sebenarnya ingin berkata, "Silakan, Severus. Bunuhlah saya sesuai rencana."

Setelah dipikir-pikir lagi, saya bertanya-tanya, apakah terjemahan yang ada di VCD yang saya beli itu berarti terjemahan yang buruk karena tidak sesuai konteks? Hmmm, saya rasa tidak. Sebab, film Harry Potter & The Halfblood Prince ini memang seharusnya menyisakan misteri agar penonton (yang tidak membaca bukunya) tertarik untuk melihat film Harry Potter & The Deathly Hallows. Jadi, saya rasa penerjemahan kata "Please" sebagai "Kumohon" itu disengaja agar penonton diposisikan sebagai Harry yang tidak tahu apa-apa mengenai kejadian sebenarnya yang selanjutnya baru akan ia ketahui di film berikutnya.

Well, moral of the story: Jangan sok tahu kalo anda belum memiliki skema yang cukup untuk memahami konteks suatu kejadian

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

No Heart

No Heart
By Rima Muryantina

Some people say I have no heart,
Because when the black lies start,
I will throw away my forgiving part,

When the black lies arrive,
I will play cold and dive,
Leaving the unforgivables to strive.

"Do they have hearts?" I never ask,
"What about our friendship?" I never ask,
"What about my trust?" I never ask,
"What about being nice to me a little bit?" I never ask,
"What about being PURELY nice to me even just once?" I never ask,
"What about my loneliness?" I never ask.

"What about telling me the truth when I'm wrong?" I always ask.

So now why you ask me, "Where is your heart?"

"Gone," I said. "You killed her."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

i'm tired of thinking

I was about to write about New Moon, but then i just found myself not really interested to talk about it at the moment.

Today I feel sick. For both meanings.

I guess I'm just too sick of all these things.

You know, i love to study from the bottom of my heart. I guess i don't need to explain further. But now I realize that having a passion to study hard is not the only thing I need as a student. Especially in my faculty, I have to adjust my ideology with some people, some lecturers, some students, and some thinkers on the books/handouts I read. I tried so hard to manage not loosing my ideology without disrespecting those other ideologies. I tried to be rational. But I have to be honest, I can't always be rational. And that's what's happening to me now. I feel like I want to loose my rationality. I don't want to think, because as Kate Nash said, "Thinking is the most stressful thing I've ever come across."

But again, I have to be realistic that each of the faculties or study fields in the world has its own strengths and weaknesses. So, I just have to accept everything as the way things are. But it is not as easy as it is said, you know. Accepting everything as the way things are has always been a difficult thing for me to do.

I thought in the last days of me being UI S1 student, I would see a bright side of what i had been through. I thought I would look at the positive side. But what I can recall is just bad memories that happen in the past. I tried so hard to forget and forgive all those bad memories. But I just can't. And I don't know why I can't. I don't want to remember my college life as the dark ages of my life. No. I've been through worse in highschool. I should have held on to it better.

For these 7 semesters full of thinking activities, i finally realized that I'm tired. I'm tired of thinking. I'm tired of accepting everything as the way things are. I'm tired of adjusting my ideology with a lot of other ideologies i met in my faculty. they just scare me.

besides, how does it feel to put your best effort in almost everything but nobody really cares anyway?

that's why I'm tired of thinking.

i saw a lot of people in my campus. they talk. they don't really think. they just keep on talking. sometimes i think it's better for me to talk it over. and i have done that in this blog.

but even if i talk it over, i guess nobody will really understand. nobody will even try to understand. that's why i will always come back to what i've always been doing: thinking.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Movement

wowowowowow

kayaknya saya akan menulis lebih dari 2 entri blog hari ini.
tadi pagi2 buta udh ngepost soal favourite things yg ingin saya ingat2 terus untuk membangkitkan semangat kuliah saya yang sudah mulai luntur di detik2 terakhir saya kuliah.

Nah, sekarang ada sedikit pencerahan lagi. Pertama: karena hari ini Tahun Baru Hijriah. Kedua: karena akhirnya hari ini aku menonton New Moon *hehehehhe maaf ya twilight haters XD

tp untuk kali ini saya ingin memulai dengan hikmah yang saya dapat dari beberapa artikel yang saya baca mengenai Tahun Baru Hijriah.

Yah, kita tahu kalau tahun baru Hijriah itu ditandai dengan hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah karena terlalu banyak tekanan untuk menyebarkan agama Islam di Mekah.

Dari proses "hijrah" ini saya merasa bahwa Islam itu begitu adil. Karena, Rasulullah saw. berusaha keras menyebarkan agama Islam di kota kelahirannya. Akan tetapi, beliau dan pengikutnya malah dimaki, difitnah, disakiti, disiksa, dibunuh, dsb. Mereka tidak melawan. Mereka malah memutuskan untuk "berpindah" ke tempat di mana orang-orang lebih mau menerima mereka.

Jadi sebenarnya, Rasulullah saw. pun saat menghadapi konfrontasi dari pihak yang tidak sependapat, beliau tidak melawan dan menyerang secara frontal, tapi tidak juga mengalah dan berdamai. Karena bagaimanapun juga ia tetap meyakini Islam, sesuatu yang menjadi masalah bagi orang-orang yang tidak bisa menerima beliau. Jalan keluar terbaik yang diajarkan Rasulullah saw. adalah berpindah ke tempat di mana orang2 lebih menawarkan kedamaian dan mau dengan senang hati menerima Islam.

Kupikir, "berpindah" adalah jalan yang cukup tepat bagi saya saat ini. Maksud saya, saya ini adalah tipe orang yang sangat dibenci orang lain, sama seperti Islam di mata orang2 Quraisy saat itu. Tapi bagaimanapun bencinya orang2 itu terhadap saya, apapun yang mereka lakukan pada saya, saya sebaiknya tidak menyerang mereka secara frontal. Saya sebaiknya menghindari mereka saja dan berpindah pada orang-orang yang lebih mau menerima saya apa adanya.

Jadi, bullsh** lah itu orang2 yang bilang kalau Islam itu harus radikal, harus menyerang, harus fanatik, dsb.

Ada prosesnya untuk mencapai kata "jihad dan perang." Seperti saat Rasulullah saw. dan umatnya disksa, mereka bersabar terlebih dahulu, kemudian mereka berhijrah, kemudian setelah mereka masih dimusuhi (bahkan setelah berhijrah), maka mereka berperang. Umat Islam itu seharusnya memang tidak lemah dan tidak tunduk pada musuh, tetapi umat Islam juga hanya menyerang bila diserang.

You know, I think I love him even more. You know, my Prophet, Muhammad saw.
He's unbelievable.

Jadi, sekali lagi saya mengucapkan Selamat Tahun Hijriah bagi teman2 sesama Muslim. Semoga kita semua bisa "berhijrah" ke arah yang lebih baik dalam hidup ini. :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I Simply Remember My Favourite Things


Menuruti saran Maria dari The Sound of Music, saya mau menghilangkan stress dengan membuat list hal2 yg saya sukai, yg bisa saya lakukan kalau semua penderitaan kuliah sudah berakhir:

1. nonton film apa aj yg kumau
2. beli album Humbug - Arctic Monkeys
3.
bikin FI movie awards kyk sarannya @TarizSolis
4. bikin thread2 berita, grammar, dan linguistik di EC
5. bikin index di EC

6. update blog sesukaku 7. baca novel2 dan buku2 yg belom sempet dibaca
8. nyumbang baju2 ke adik2 di jogja
9. kalo bs ke jogja

10. bikin cerpen, puisi, novel sekalian
11. ikut lomba2an
12. berusaha belajar main gitar lg
13. cari kegiatan bela diri yg serius

14. lebih serius belajar perancisnya
15. ikut les2 bahasa yg lain
16. cari kerja (ah ntar aja ah capek gue)
17. baca qur'an lebih teratur

18. solat sunnah lebih sering
19. bisa lebih sering ke oriflame

20. bisa nonton bultang lebih sering lagi.
21. tidak perlu tidur pagi berangkat pagi lagi
22. ngerapihin kamar
23. masak spaghetti

24. puasa sunnah lebih sering
25. menulis cerita anak
26. flooding twitter lebih parah dari ini
27. mainan di kuis fb lebih sering
28. photoshopping & coreling

29. bernostalgia dgn film2 lama, lagu2 lama, komik2 lama
30. foto2 objek2 gak penting

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I know, Luna.



Today I read the news about Luna Maya calling infotainment "lower than bitch and murderer"

I know. I know. She was so rude. There's no way I can tell that what she did was right.

But somehow I can understand why she threw such rude words.

Why don't people just mind their own business? Even for someone they hardly know, why would they pretend like they knew everything?

I think Luna, Marshanda, and other public figures in the world, they're so tough. If I were them, I probably would loose my trust on people and would shoot everyone I met on the street because they didn't really care about helping me solving my problems but they did really care about laughing and spitting at me when i felt troublesome.

You may say that I'm a psycho-path or lebay or whatsoever you can call me. I AM that sensitive. and I have that desire to slay people, right in the bottom of my heart. I'm scared of myself. So, I wish I would never be as famous as Luna Maya so that I wouldn't do more than just throwing rude words on twitter or on this blog, perhaps.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Happy Birthday Oneechan! :D



Just want to say Happy 25th Birthday to my one and only sister :D

Akhirnya masuk seperempat abad juga [hmpfh]

Semoga bisa cepat lulus dengan nilai bagus, semoga jadi anak solehah, berbakti pada orang tua.

Dan semoga mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Apa saja bentuk kebahagiaannya yang penting diridhoi Allah swt. Amin.

Dan semoga nggak diganggu lagi sm org2 rese di kampusnya. Kalopun ada org2 kyk gt, semoga kakakku bisa mengatasinya dgn baik. :D

Amin ya robbal'alamiin. :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Top 23 Most Desired Movies



List film2 yang pengen bgt gue punya dvd/vcd-nya tp sampe skrg ga punya2. Bantuin dong. :(
Kalo ditandai (*) berarti aku belom nonton sama sekali. Kalo tidak ditandai, berarti pernah nonton entah di TV/bioskop/festival.

in absolutely random order.

1. Kramer Vs. Kramer
2. One Flew Over The Cuckoo's Nest *
3. To Kill a Mockingbird *
4. The Secret Garden (yg versi thn 1993, bukan yg thn 1987)
5. The Legend of 1900
6. Pope Dreams
7. Ben Hur
8. The Wizard of Oz
9. Beauty & The Beast
10. You Can't Take It With You *
11. All About Eve*
12. Psycho (eh gue bingung, kyknya gue pernah nonton. cuma gak sampe abis)
13. Splendor in The Grass
14. Fiddler On The Roof
15. Baran
16. D.A.R.Y.L.
17. My Girl 1 & My Girl 2
18. The Cure (Brad Renfro)
19. Keeping Mum
20. East of Eden
21. Ordinary People
22. The Little Princess (Thn 1995)
23. Born Free

*wishlist bisa bertambah tergantung situasi hati

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sehari Setelah Hari Korupsi, Aku Selesai Skripsi




Beberapa tagline surat kabar, berita TV, dan bahkan gubernur Sulsel kemarin menyatakan bahwa kemarin adalah Hari Korupsi.

Sebagai orang mempelajari linguistik, saya agak bingung dengan istilah ini.
Kalau Hari Korupsi itu kan jadi seperti April Mop ya?
Satu hari bebas untuk korupsi, sama seperti April Mop yang satu hari bebas untuk berbohong.
Sama kayak Hari Balon Gratis di Bikini Bottom, saat Patrick & Spongebob nggak jadi dipenjara walaupun sudah memecahkan balon.

Tapi bukannya itu lebih bagus dari Hari Anti Korupsi ya?
Soalnya kalo Hari Anti Korupsi, kesannya cuma khusus hari itu aja kita harus anti korupsi.
Dengan kata lain, implikaturnya adalah: hari2 lain kita bebas korupsi.

Eh, frase "bebas korupsi" itu juga ambigu. Kan artinya bisa "bebas dari korupsi" atau "bebas untuk melakukan korupsi"

*sumpah gue penting banget ya bahas ini?

Ya udah deh, yang penting skripsi saya selesai. Senangnyaaaa XD

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Il Me Manque

Kali ini saya ingin membahas tentang sebuah konstruksi aneh dalam bahasa Perancis.

Jadi, sebenarnya konstruksi kalimat aktif dalam bahasa Inggris kan:

Subject + Verb + Object

Nah, kalo dalam bahasa Perancis itu konstruksinya malah begini:

Subject + Object + Verb

Contoh dalam kalimat:

Kalo kita mau bilang "Aku menelepon dia"

Kita bilangnya begini dalam bahasa Perancis:

Je (Aku = Subject) + Lui (Dia = Object) + Telephone (menelepon = Verb)

Tapi ada pengecualian dalam bahasa Perancis. Pengecualian ini terjadi pada ekspresi "I Miss Him."

Kalau kita mau bilang, "I Miss Him" dalam bahasa Perancis, kita malah menggunakan verb "Manquer" yang memiliki arti "to be lacking" atau "to be missing"

Dan penggunaannya dalam struktur tata bahasa pun malah jadi seperti ini:

Il (Dia = Subject) + Me (Aku = Object) + Manque (Menjadi kehilangan/kekurangan = Verb)

Jadi dalam arti harfiahnya, sebenarnya Il me manque itu berarti "He lacks me." Atau dengan kata lain, "Dia membuat ku merasa kehilangan/merasakan sesuatu yang kurang"

Jadi, "Aku" yang biasanya menjadi subjek dalam bahasa lain (pelaku kata kerja "merindukan" atau kehilangan) dalam bahasa Perancis malah menjadi objek yang pasrah dipaksa untuk merindukan atau merasa kehilangan/kekurangan sesuatu.

Sejujurnya menurutku ini menandakan bahwa orang Perancis itu romantis.
Soalnya kalo dalam keadaan merindukan seorang, sebenarnya kitalah objeknya. Kitalah yang tidak berdaya. :(

Gue ngomong apa sih? Crap.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Still On My Undergraduate Thesis :: Facts About Ukraine


Baiklah, saya akan membahas tentang skripsi lagi. Jangan bosen ya. *Tapi nampaknya tidak ada juga yang memperhatikan blog saya, jadi saya mau teriak2 hal gajebo di sini juga tidak apa2. Asiiik!!! Sudah lama aku tidak merasa seperti ini! Untung pindah blog! (Lompat2 di kasur) XD

Jadi, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, skripsi saya membahas tentang tindak tutur dan implikatur antara tokoh Alex Perchov dan Jonathan Foer dalam film Everything is Illuminated. Tepatnya, saya membahas tentang kegagalan tindak tutur dan implikatur yang sering terjadi di antara mereka berdua karena perbedaan budaya di antara mereka. Karena itulah, saya pun mau tidak mau harus mencari tahu beberapa hal tentang kebudayaan Ukraina (yang menjadi latar budaya tokoh Alex) dan kebudayaan Amerika serta sedikit kebudayaan Yahudi (yang menjadi latar budaya tokoh Jonathan).

Kalau soal Amerika dan Yahudi, saya sebenarnya tidak terlalu terkejut. Beberapa dari informasi mengenai kebudayaan Amerika dan Yahudi sudah saya ketahui sebab memang selama saya belajar di Program Studi Inggris UI, saya harus mempelajarinya.

Yang jauh lebih menarik bagi saya adalah mengetahui Kebudayaan Ukraina, negara yang selama ini hanya saya ketahui sebagai negara pecahan Uni Soviet yang beribukota Kiev. Ya, selama ini hanya itu saja yang saya tahu tentang Ukraina. Period. That's all.

Jadi, berikut ini adalah beberapa informasi baru mengenai Ukraina yang saya ketahui berkat mengerjakan skripsi:

1. Generasi muda Ukraina tertarik dengan Amerika karena Amerika adalah musuh dari musuh mereka (Uni Soviet, yang dianggap penjajah). Dukungan Amerika sangat berpengaruh bagi pengakuan kedaulatan mereka pada awal tahun 1990-an.

2. Di Ukraina sering terjadi sentimen antar etnis. Suku asli Ukraina adalah Slavia, dan orang dari etnis Slavia biasanya tidak menyukai orang2 dari etnis lain (Armenia, Turki, Hungaria, dsb) begitu pula sebaliknya.

3. Di Ukraina juga sering terjadi kecemburuan sosial antara orang desa dan orang kota (sama saja sih dengan di sini).

4. Meskipun demikian, kebencian dan sentimen yang sangat besar ditujukan pada ras Yahudi. Hal ini disebabkan karena orang Ukraina menganut agama Kristen Ortodoks dan dalam agama Kristen, orang Yahudi adalah musuh Kristus (yang melaporkan pada orang Romawi hingga Kristus disalib? CMIIW). Selain itu, kebencian terhadap Yahudi juga dipicu oleh status orang-orang Yahudi yang menjadi Tuan Tanah di Ukraina.

5. Di Ukraina, perempuan memang mendapatkan diskriminasi dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Perempuan dianggap paling berharga bila mengurus dan menjaga rumah tangga (jadi pekerjaan sebagai wanita karier dianggap mengganggu).

6. Orang Ukraina juga tidak menyukai homoseksual karena bertentangan dengan tradisi mereka.

7. Orang Ukraina suka makan daging (oh, ini udh saya sebutkan ya di post sebelumnya) XD

Udah deh... segitu dulu. Apa hubungannya dengan tindak tutur dan implikatur? Tidak dapat saya jelaskan lebih lanjut. Nanti saja kalau sidang. wkwkwkkw. XD

Doakan ini skripsi cepat selesai ya T___T

oh, ya kelupaan. Saya juga baru tahu kalo orang Ukraina itu emg suka menanam bunga matahari. Terus mereka juga bisa bikin minyak dari bunga matahari? (??? :O) Tapi kelihatannya banyak ditentang sama Uni Eropa. Nggak ngerti kenapa (ini bukan bagian dari tindak tutur dan implikaturnya sih makanya tidak kucari tahu lebih lanjut).

Oke deh, ini kuberikan saja gambar bunga matahari, bunga favoritku yang terkenal di Ukraina :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I Don't Want to be a Monster


Separuh Siluman
Oleh: Rima Muryantina

Di dalam tubuhku ini tertidur seekor siluman
Saat ia bangun, aku tidak bisa mengendalikannya
Dia sering mengambil alih kesadaran
Dan aku tak bisa menahan apa yang kulakukan
Sampai aku siuman

Aku ingin membunuh separuh dari diriku yang siluman ini
Tapi itu sama saja dengan membunuh diriku sendiri
Dan untuk melakukan itu, aku tidak cukup berani


Sebaiknya Kau Tidak Memikirkan Pernikahan dengan Akal Sehat

Oleh: Rima Muryantina

Seekor babi hutan sedang frustrasi dan menyendiri.
Ia menepi ke sebuah telaga,
Bercengkrama dengan bayangannya sendiri,
Sehingga mungkin ia dapat menjadi sedikit lebih lega.

Ia bertanya kepada sang bayangan,
Mengapa wajah babi hutan menyeramkan?
Mengapa warna babi hutan tak secerah awan?
Dan ia pun mempertanyakan,
Apakah benar di bumi yang penuh pertanyaan,
Terdapat sebuah entitas abstrak yang disebut keadilan.

Babi hutan juga mengeluhkan cara ia berjalan,
Yang selalu lurus, tak bisa berbelok,
Sehingga apabila ia ingin memangsa hewan-hewan kecil yang elok,
Hewan-hewan elok itu bisa dengan mudah menghindari babi hutan,
Dengan berjalan berbelok-belok,
Menyebabkan si babi hutan yang berjalan lurus jadi tertinggalkan.

Si bayangan menjawab pertanyaan babi hutan,
Entah hanya menghibur, entah benar-benar memberi jawaban,
"Sebaiknya kau tidak memikirkan pernikahan dengan akal sehat,"
Ujarnya lagi, "Akal sehat hanyalah ranah bagi manusia yang sehat."
Tambahnya lagi, "Makhluk seperti kita hanya perlu bersyukur, karena kita tidak perlu berbelok saat bertemu belokan."


Itu adalah puisi-puisi bodoh yang pernah saya tuliskan. Semuanya merujuk pada diri saya. Naratornya adalah diri saya. Tertawakan saja. Tapi saya tidak pernah bisa tertawa setiap kali membaca ulang mereka.

Puisi-puisi yang saya tulis, cerpen-cerpen yang saya buat, tulisan-tulisan yang tulis, termaksud yang sedang saya tulis di blog ini, adalah anak-anak saya. Meskipun orang lain menilainya jelek, meskipun kenyataannya memang jelek, saya senang mereka pernah ada. Karena merekalah yang benar-benar mengerti perasaan saya.

Orang-orang mungkin berpikir bahwa saya ini adalah orang normal, seperti orang-orang lainnya. Memiliki teman, belajar dengan giat, memiliki keluarga yang bahagia, tidak pernah melakukan perbuatan kriminal. Memang begitu adanya. Dan saya yang normal itu adalah bagian dari diri saya. Bagian dari diri saya yang saya sukai. Dan saya mensyukurinya.

Namun sampai saya ceritakan berapa kali pun, tidak akan ada yang percaya bahwa dalam tubuh dan jiwa saya bersemayam seekor makhluk yang tidak dapat saya definisikan. Dia mungkin hanyalah sisi buruk dari saya. Dan saya yakin, semua orang yang membaca blog ini akan berkata, "semua orang pasti memilki sisi buruk."

Tapi sisi buruk yang saya miliki ini berbeda. Dia terlalu liar, terlalu jahat, semua kegelapan, keburukan, dan kejahatan yang ada di muka bumi ini nampaknya ada padanya. Kadang-kadang ketika sisi buruk ini masuk ke dalam pikiran dan jiwa saya, saya rasanya ingin membunuh sisi buruk saya ini. Tapi sisi buruk ini sudah terlanjur bersatu dengan diri saya. Oleh karena itu, kalau saya membunuhnya, berarti saya membunuh diri saya sendiri.

Saya ini adalah tipe orang yang sangat menghindari perdebatan dan pertengkaran dengan orang lain. Orang lain, mungkin bisa objektif, mungkin bisa tetap sadar dan tidak khilaf, mungkin bisa tetap tenang dan bijak bila berada di situasi perdebatan dan pertengkaran. Orang lain mungkin akan bisa dengan tenang berada di sekitar orang-orang yang tidak mereka sukai. Orang lain mungkin tetap bisa berpikir positif dalam keadaan tertekan. Tapi saya tidak bisa begitu. Apabila saya terlibat dalam situasi emosi yang sangat mendalam, sisi buruk saya ini akan menguasai diri saya. Dia ambil alih. Dia bahagia. Karena selama ini saya selalu menekan dia untuk keluar. Saat dia keluar, dia bisa melakukan hal-hal di luar batas kemanusiaan. Dan itu pernah terjadi beberapa kali saat saya masih kecil dan belum bisa mengendalikannya. Sekarang setiap kali dia keluar, saya akan berusaha mengucap istighfar. Karena biasanya dia selalu melemah setiap kali saya ucapkan kata itu. Ya, dia itu setan. Setan yang ada dalam tubuh saya. Mungkin anda berpikir, "Semua orang juga memiliki setan dalam diri mereka." Tapi setan saya ini lebih jahat daripada setan-setan lain dan saya tidak dapat menjelaskannya.

Ada orang-orang yang dengan sengaja membiarkan setan yang ada dalam diri mereka menguasai mereka. Ada orang-orang yang bangga membiarkan setan berkuasa atas diri mereka. Mereka bahagia dan bangga akan ketidaknormalan dan kesetanan mereka. Ada juga orang-orang yang dapat mengendalikan setan mereka dan hidup bahagia dengan kebaikan, kenormalan, dan kemanusiaan mereka. Kalau saya? Sejujurnya saya sangat ingin jadi jenis yang kedua. Bahagia dengan kebaikan, kenormalan, dan kemanusiaan mereka. Saya ingin jadi manusia, saya tidak ingin menjadi setan. Tapi setan dalam diri saya ini terlalu kuat. Saya tidak lahir seperti manusia-manusia normal itu. Akan tetapi saya sangat ingin, sangaaat ingin menjadi manusia normal. Mungkin, kalau ingin menganalogikan perasaan saya dengan film Twilight (biar lebih mudah dicerna informasi dari saya ini), saya mungkin seorang vampir vegetarian. Saya tidak ingin menyakiti manusia lain, tapi saya terlahir sebagai orang jahat. Sebagai orang yang sangat mudah dengan natural menyakiti manusia lain.

Dan setiap kali saya menyakiti orang lain, di batas yang melanggar kemanusiaan, saya merasa jijik pada diri saya sendiri. Dan saya selalu ingin ambil air wudhu berkali-kali. Biasanya, dengan ambil air wudhu ini, si setan tadi bisa lenyap. Dan saya merasa tidak begitu jijik lagi. Hal yang sama juga terjadi setiap saya solat dan baca Qur'an. Oleh karena itu saya mengutuki diri saya sendiri kalau sedang menunda-nunda solat/wudhu/baca Qur'an. Bagi orang lain, hal-hal religius mungkin hanya sekedar kewajiban. Bagi orang tidak beragama, hal-hal religius mungkin hanya sekedar kewajiban yang dibuat-buat. Bagi saya, hal-hal itu adalah obat, penyelamat yang saya butuhkan. Kalau tidak, saya bisa sakau dan gila. Oleh karena itu, menunda-nunda meminum obat-obat itu sama saja dengan menyiksa jiwa saya sendiri. Dan saya masih sering menunda-nunda melakukan hal itu. Dan karena itulah saya bodoh.

Lalu saya ingat-ingat lagi. Sejak lahir pun saya sudah tidak normal. Tiga minggu setelah saya lahir, ada cairan dalam otak saya entah apa yang harus dikeluarkan. Dokter bilang, meskipun dioprasi, saya hanya punya dua pilihan: 1. Mati 2. Cacat mental. Akan tetapi, doa orang tua saya yang sangat sungguh-sungguh telah membuat 2 prediksi dokter ini gugur. Saya masih hidup sampai sekarang, sehat wal'afiat.

Tidak juga. Tidak sesehat wal'afiat itu. Kadang-kadang saya berpikir, 21 tahun yang lalu, saya seharusnya sudah mati. Tapi saya dipaksakan hidup, berkat doa orang tua saya yang tulus dan ikhlas itu. Meskipun cairan itu sudah dikeluarkan dari otak saya, otak saya sudah rusak, tidak sesempurna otak manusia biasa. Oleh karena itu kadang-kadang otak saya ini tidak dapat mengontrol setan jahat dalam diri saya ketika ia ingin melakukan hal-hal yang tidak manusiawi.

Pelarian dalam diri saya, yang mungkin tidak saya sadari adalah menyukai hal-hal yang mirip saya. Tapi hal-hal yang mirip saya itu sedikit sekali. Dan sekalinya ada orang-orang yang menyukai hal-hal yang saya sukai, ternyata alasan mereka menyukai hal-hal yang saya sukai itu tidak sama dengan alasan saya menyukai hal-hal yang saya sukai. Saya jadi merasa jalan pikiran saya sudah terlalu berbeda dengan manusia biasa. Dan saya pun merasa terlalu sendiri dan jauh dari peradaban manusia. Tapi, seperti yang saya analogikan tadi, saya pun tidak sanggup menjadi vampir. Saya tidak mau setan dalam diri saya menguasai diri saya. Saya gentayangan di antara dunia manusia dan dunia vampir.

Mungkin selamanya saya akan berusaha menjadi vampir vegetarian. Memenuhi kebutuhan diri saya sendiri, tanpa merugikan manusia lain. Saya pun takut suatu saat saya akan benar-benar menjadi vampir sungguhan.

Dan mungkin karena itulah, seberapa ringan pun gaya penulisan Stephanie Meyer, seberapa low budget-pun visualisasi dan efek dalam film Twilight... saya selalu tertegun mendengar quote Edward Cullen yang ini: "I Don't Want to be a Monster."

Karena saat Edward mengatakan itu, saya merasa dia menyatakan suara hati saya. Bedanya, dia beruntung... memiliki Bella yang bisa menerima dia apa adanya dan juga keluarga Cullen yang senasib dengannya.

Tapi saya lebih beruntung lagi (mungkin) karena dikelilingi keluarga saya, teman-teman saya, orang-orang yang tidak seperti saya... tapi seberapa aneh dan menakutkannya pun saya, mereka tetap menerima saya apa adanya. Jadi, saya hanya berusaha mensyukuri keadaan saya ini demi Allah swt., Rasulullah saw., dan orang-orang yang saya sayangi. Saya akan terus berusaha bertahan untuk tidak menjadi monster demi mereka semua. Mudah-mudahan saya tidak akan pernah lupa untuk bertahan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 Sastrawan Favorit



Sambil mendengarkan takbiran Idul Adha, saya akan menuliskan 10 sastrawan favorit saya *gak nyambung*

Maafkan eike, saudara2 sesama Muslim. Saya tidak punya ide mau menuliskan apa soal Idul Adha. Yang jelas, Selamat Idul Adha aja deh bagi yang merayakan. Semoga kita bisa memaknai Idul Adha dengan baik. Selamat solat, selamat potong kambing, selamat sentosa bagi saudara2ku yg sedang naik haji. Semoga sukses ibadah hajinya. :D

Oke, kembali ke topik awal. Saya akan menjelaskan list 10 sastrawan satu2. Harap baca baik2. XD

10 Sastrawan Favorit Midorima

1. Edgar Allan Poe

Oke, dia di peringkat pertama. Saya baru saja beli biografinya. Membaca biografinya membuat saya mengerti mengapa saya sangat mengagumi karya-karyanya. Dia jenius dalam bidang puisi. Dia luar biasa dalam menulis cerpen. Tapi yang membuat saya benar-benar tergila-gila pada karya-karyanya adalah karena tema yang ia ambil adalah tema-tema yang suram dan tragis. Melalui karya-karyanya saya sangat merasakan penderitaan dan segala keputusasaan dalam kehidupan. Karakter-karakternya adalah orang-orang yang bermasalah untuk mengenali dunia ini. Jangankan utk mengenali dunia ini, sering kali karakter-karakter dalam cerpen Edgar Allan Poe bermasalah dalam mengenali dirinya sendiri. Tapi Poe juga tidak membuat seolah-olah para karakter yang bermasalah itu benar. Mereka adalah karakter-karakter yg memiliki kekurangan, tapi di balik kekurangan mereka tersimpan alasan-alasan tertentu yang membuat kita lebih mengenal dunia. Inilah yang membuat saya merasakan keterikatan antara diri saya dengan karya-karya Poe. Poe meneriakkan suara hati saya. Oh ya, satu lagi: Dia membuat puisi berjudul "Al-A'Raaf" (sebuah surat dalam Al-Qur'an yg jg menjadi surat favorit saya). Tapi dia tidak menerjemahkannya menjadi "The Highest Place" dan tetap menggunakan istilah "Al-A'Raaf." Menurut saya dia cerdas, karena memang kata Al-A'Raaf tidak memiliki padanan yang tepat di bahasa lain untuk menjelaskan makna yg sama. Dan sejak menyadari hal ini, saya jadi semakin sadar mengapa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab. Thanks to Edgar Allan Poe, I can understand my religion better(padahal dia bukan org Islam loh XD).

2. Leo Tolstoy

Penulis lain yang juga sering mengangkat tema-tema suram. Bedanya, karakter-karakter Tolstoy terkesan lebih manusiawi dan sederhana. Karakter-karakternya umumnya hanya orang-orang biasa yang terjebak dalam masalah hidup manusia yang biasa namun menjerumuskan, tapi akhirnya dapat menemui jalan keluar atas masalah tersebut. Membaca karya Tolstoy seolah mendapatkan "pencerahan" bahwa di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Kecuali cerpen "Seberapa Luaskah Tanah yang Diperlukan Seseorang" bagiku semua cerpen Tolstoy diakhiri dengan happy ending. Nah, ini dia. Kelihatannya cerpen2 Tolstoy itu tidak berakhir dengan Happy Ending karena selalu diakhiri dengan kematian. Padahal sebenarnya tidak begitu. Aksenof dalam "Tuhan Maha Tahu, Tapi Dia Menunggu" memang meninggal, tetapi ia meninggal dengan keikhlasan atas penderitaan yang telah ia alami akibat fitnah yang dituduhkan padanya. Alyosha juga meninggal, tapi ikhlas karena kepergiannya tidak merepotkan orang yang ia cintai. Ivan Ilyich akhirnya meninggal tapi justru ia menginginkan kematian itu karena ingin lepas dari penderitaan dunia. Jadi, karya2 Tolstoy-lah yang membuat saya mempertanyakan kembali konsep dari "happy ending." Dan karena itulah bagiku dia sangat hebat. XD

3. Sapardi Djoko Damono

Kenape harus die? (logat Malaysia). Kenapa? Ya, karena bagiku beliau adalah sastrawan terbaik Indonesia. Mungkin beberapa orang akan berpikir saya berlebihan atau saya mengaguminya hanya karena dia mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Tapi bukan itu sebenarnya yang membuat saya terkagum-kagum padanya. Saya selalu menggemari puisi-puisinya. Membaca puisinya membuat saya menyadari keindahan bahasa Indonesia. Bahwa kata-kata berlebihan tidak terkesan lebay bila diujarkan dengan bahasa Indonesia yang tepat guna. Dan semua yang sederhana dapat menjadi tema bila disuguhkan dalam bahasa yang luar biasa. TAPI, saya semakin mengagumi beliau ketika membaca cerpen-cerpennya. Sebelum membaca cerpen Pak Sapardi, saya selalu merasa cerpen-cerpen yang panjang dan padat detail adalah yang terbaik. Namun ketika saya membaca cerpen-cerpen beliau, saya terkejut. Ternyata sebuah karya dengan tema sederhana, tanpa detail berlebihan, dengan jumlah kata yang tidak terlalu banyak dapat disampaikan dengan indah. Cerpen Pak Sapardi yang benar-benar membuat saya terpukau adalah Testamen. Cerpen ini tidak sampai 1 halaman, akan tetapi mengandung berbagai makna kehidupan. Salah satu cerpen terbaik bagi saya. Dan ini membuat saya mengakui kejeniusan Pak Sapardi.

4. Seno Gumira Ajidarma

Menurut saya dia adalah penulis Indonesia kedua yang sangat kusukai. Saat pertama kali membaca kumpulan cerpen Seno yang berjudul "Saksi Mata" saya benar-benar merasakan teknik penceritaan yang berbeda. Seno dapat mengisahkan cerita-cerita tragis di Timor Timur tanpa harus mengeksploitasi kesadisan (meskipun sebenarnya beberapa cerita temanya sadis sekali). Akan tetapi, Seno dapat mengemasnya dengan halus sehingga realitas yang keji itu tidak terasa terlalu keji, namun kita tetap dapat mengerti kekejiannya dan informasi yang ingin ia sampaikan mengenai keadaan Timor Timur juga tersampaikan. Seperti halnya Edgar Allan Poe, Seno tidak membuat seolah-olah karakter-karakternya itu benar, tetapi ia sangat berhasil membuat kita memahami perasaan karakter-karakter tersebut. Kumpulan cerpen "Saksi Mata" memang kumpulan cerita terbaik Seno bagi saya. Namun saya juga terkagum-kagum dengan "Pelajaran Mengarang" dan aneka cerita Sukab. Karena itu tadi, Seno orang yang sangat berpengalaman dan telah melihat banyak penderitaan manusia di muka bumi ini (saya rasa), tapi dia berhasil menyampaikan penderitaan tersebut tanpa harus mengeksploitasinya.

5. Roald Dahl

Beliau ini adalah pengarang cerita anak-anak favorit saya. Cara dia menceritakan cerita jenaka, seperti halnya anak-anak. Akan tetapi ia menunjukkan sisi lain dari dunia anak-anak. Ia mendobrak dunia cerita anak bahwa cerita anak tidak harus melulu cerita tentang hal-hal yang bahagia saja. Tentu saja Hans Christian Andersen juga memiliki beberapa cerita yang tidak berakhir bahagia, tapi saya lebih menyukai cerita Roald Dahl ketimbang cerita HCA karena cerita-cerita Roald Dahl tidak terkesan menggurui. Bahkan cerita tersebut seperti menunjukkan bahwa ada hal-hal yang diketahui anak-anak yang dianggap orang dewasa sebagai omong kosong dan orang dewasa menggurui anak-anak untuk tidak mempercayai hal tersebut padahal sebenarnya hal tersebut benar-benar ada. Dalam kenyataannya, pesan moral mengenai benar dan salah memang tidak dapat ditarik dengan mudah. Dan Roald Dahl menunjukkannya di karya-karyanya. Pesan moral dari ceritanya tidak dapat ditarik dengan mudah. Kalau menjadi tikus selamanya terkesan seperti ending yang menyesatkan untuk anak-anak, sebenarnya dari cerita tersebut kita dapat belajar untuk menerima diri kita apa adanya bukan?

6. Jane Austen

Saya biasanya membaca Jane Austen bila saya ingin tenggelam dalam kisah-kisah romantis ala gadis-gadis remaja. Lupakan William Shakespeare. Dia adalah pria. Dan setiap kali dia mengisahkan perasaan cinta seorang wanita, ia terkesan lebay dan berlebihan. Padahal, sebenarnya wanita pun kalau mencintai seseorang tidak sebegitu lebaynya. Hal inilah yang tidak diketahui Shakespeare, tetapi diketahui Jane sebagai seorang wanita. Pada kenyataannya, wanita pun memiliki ketakutan-ketakutan tersendiri dalam mencintai orang lain yang kadang membuat ia sulit untuk menunjukkan rasa cintanya itu. Memang akhir kisah Jane Austen biasanya berakhir happy ending (tidak seperti kisah cintanya di dunia nyata). Tetapi, hei, siapa yang mau terus-terusan tenggelam dalam dunia cerita para lelaki yang terus menunjukkan realitas dunia yang menyeramkan seperti pujangga-pujangga lelaki yang saya tuliskan sebelumnya? Kadang-kadang saya dan Jane Austen pun membutuhkan mimpi-mimpi dan impian seperti wanita lainnya. Supaya setidaknya hidup ini tetap memiliki harapan, meskipun belum tentu harapan itu kesampaian.

7. Samuel Beckett

Saya ini tidak terlalu suka drama atau teater. Namun begitu saya membaca "Waiting for Godot" dan "Happy Days" saya baru menyadari bahwa drama adalah bentuk karya sastra yang memiliki keindahan tersendiri. Seperti yang kita tahu, dari bentuknya saja karya Beckett memang sangat berbeda dengan drama lain. Karakter sangat minimalis, hanya dua orang tokoh utama dan mungkin beberapa tokoh lain yang datang dan pergi begitu saja. Drama dipenuhi dengan dialog tentang topik yang sama berulang-ulang. Gerakan tubuh pun tidak terlalu sering. Tapi justru itu yang kusuka dari karya Beckett. Bukankah hidup (khususnya hidup zaman sekarang) itu memang monoton dan berulang-ulang saja. Tapi dalam keadaan seperti itu pun, para karakter itu tetap menjalani peran mereka dengan baik. Membaca karya Beckett, membuat saya jadi lebih mensyukuri kehidupan yang terkesan kosong ini (ibaratnya, "syukur2 masih hidup. kenapa sih manusia itu terlalu banyak menuntut?"). Oh ya, sekedar tambahan saja. Waktu pertunjukkan Waiting for Godot ini dipentaskan di depan para napi di sebuah penjara, awalnya para napi itu memang terkesan bosan. Tapi setelah pertunjukkannya selesai, para napi itu menangis. Itulah hebatnya Samuel Beckett. Berkat dia, saya jadi sangat ingin menjadi penulis dengan aliran absurdisme. :)

8. Lemony Snicket

Tertawalah, saya bahkan memasukkan penulis "nggak jelas" ini sebagai sastrawan favorit saya. Memang penulis ini tidak pernah menunjukkan identitasnya. Dan karyanya juga hanya 13 buku A Series of Unfortunate Events yang dibuat seolah-olah seperti kisah nyata. Tapi saya suka gaya dia bercerita. Suram, tapi masih menunjukkan harapan. Tiga karakter utama dalam ceritanya itu benar-benar unik. Dan saya sangat suka dengan ide "anak-anak yang mengetahui hal lain melebihi orang dewasa tapi tidak dipercaya dan dianggap omong kosong." Hahahaha. Mungkin karena saya dari kecil selalu diperlakukan begitu oleh orang-orang dewasa di sekitar saya. Tapi saya sudah mulai menikmati keadaan itu. Toh seperti yang ada di cerita ini, ternyata tidak selamanya orang dewasa lebih benar dari anak-anak, bukan? Selain itu gaya dia menyamar sebagai Lemony Snicket benar-benar cerdik. Saya jadi terinspirasi, kalau-kalau suatu hari nanti saya mau meneruskan hobi menulis saya untuk dikomersilkan, saya akan memakai nama dan identitas samaran supaya privasi saya tidak terganggu. Dan supaya kisah saya terkesan lebih hidup saya akan menyarankan orang-orang untuk tidak membaca buku saya karena buku saya berisi tentang realitas yang menyedihkan. LOL. XD

9. J.R.R. Toliken

Tentu saja, karya beliau yang saya baca memang hanya Lord of The Rings. Tapi menurut saya trilogi tersebut sudah mencakup banyak aspek dalam kehidupan. Dan yang Tolkien lakukan adalah sebuah kejeniusan. Sebelum membaca karya Tolkien, saya tidak terlalu menyukai karya-karya High Fantasy. Menurut saya semua High Fantasy rasanya hanya sekedar "entertaining" saja. Seperti Harry Potter yang entertaining. Atau Star Wars yang entertaining juga. Namun, ketika saya menonton, terlebih ketika membaca bukunya, saya merasakan hal yang berbeda dari High Fantasy. Orang-orang dalam cerita LOTR itu terasa begitu dekat. Rasanya saya pernah melihat mereka di sekitar saya. Dan rasanya saya juga pernah merasakan apa yang mereka rasakan. Ternyata terbukti memang Tolkien ingin menceritakan berbagai macam orang yang dikenal dalam sejarah dengan bentuk yang lebih halus, yaitu dengan cara membiarkan mereka hidup di dunia yang benar-benar berbeda. Dan saya salut bagaimana ia mendeskripsikan dunia-dunia tersebut secara detail. Dia bahkan membuat bahasa sendiri untuk mencerminkan dunia tersebut. Dia GILA.

10. Frances Hodgson Burnett

Salah seorang penulis cerita anak-anak yang juga mengungkap sisi lain dari dunia anak-anak. Bedanya, karena ia wanita, saya merasa lebih dekat dengan cerita-ceritanya dan karakter utama yang ada dalam ceritanya. Saya suka dengan cara dia menceritakan tentang anak-anak yang kesepian. Tapi anak-anak yang kesepian itu pun punya cara untuk membangun kebahagiaan mereka sendiri. Yah saya selalu suka cerita tentang orang-orang yang kesepian. Seperti ceritanya Mary Lennox, Collin Craven, Sara Crewe, bahkan Lavinia. Seperti yang dilantunkan Paul McCartney di lagu Eleanor Rigby: "All the lonely people, where do they all come from?"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

A Brief Introduction to My Undergraduate Thesis

Halo halo.... Hari ini saya mau memperkenalkan skripsi saya pada saudara2 sekalian. Sekalian bikin abstraksi sebenarnya, karena dari kemarin2 udah selesai bab 1 (pendahuluan) dan bab 2 (landasan teori), sekarang lagi jalan bab 3 (analisis) tapi masa gue lupa bikin abstraksi. wkwkwkwk. parah beud. ya udah. jadi ini abstraksi dari skripsi saya dan beberapa temuan-temuan yang saya dapat dari proses analisisnya. Jangan diplagiat ya. Kalau mau dicopas ke website lain atau dipublish di media lain di dunia nyata, bilang2 eike dulu dan jangan lupa kasih credit. Yang pasti email dulu deh ke midorima@kuririnmail.com I trust you guys. :D

ABSTRAK

Penulis : Rima Muryantina

Judul : Dialog Alex dan Jonathan dalam Film Everything is Illuminated: Analisis Tindak Tutur dan Implikatur Percakapan dalam Perbedaan Budaya

Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sering kali tidak semata-mata digunakan hanya untuk menyampaikan makna tertentu pada pihak kawan bicara,, tetapi juga untuk menunjukkan sikap kita terhadap kawan bicara maupun terhadap topik pembicaraan. Menurut J.L. Austin, sebagian besar tuturan yang diujarkan manusia mencerminkan tindakan manusia terhadap seseorang atau sesuatu. Konsep inilah yang kemudian ia sebut sebagai “tindak tutur.” Dalam tindak tutur manusia, terdapat daya pragmatik yang diharapkan terjadi setelah tuturan tersebut diujarkan. Daya pragmatik ini dapat disampaikan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Dalam penuturan tidak langsung, sering kali terdapat implikasi-implikasi makna yang bervariasi dan biasanya tergantung dari konteks tuturan yang diujarkan. Salah satu konteks yang berperan penting dalam memahami makna implisit dari tindak tutur manusia adalah kebudayaan para peserta tutur. Dalam film Everything is Illuminated (2005) arahan Liev Schreiber, terdapat banyak tindak tutur dan implikatur dalam dialog tokoh Alexander Perchov dan Jonathan Foer. Sering kali kedua tokoh ini saling tidak memahami tindak tutur dan implikatur yang mereka gunakan dalam percakapan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang kebudayaan di antara kedua tokoh. Alex yang lahir dan dibesarkan di Ukraina sering kali tidak memahami konteks tuturan dan implikatur yang digunakan Jonathan yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga Yahudi di Amerika, begitu pula sebaliknya. Tindak tutur dan implikatur yang dilakukan kedua tokoh dalam film ini saat berdialog akan dianalisis secara kotekstual dan kontekstual dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk lebih memahami teori Tindak Tutur dan Implikatur Percakapan serta dapat membantu menambah pemahaman mengenai konflik antar tokoh dalam film tersebut.

Kata Kunci: tindak tutur, implikatur percakapan, pragmatik, kebudayaan, film, konflik antar tokoh.


Beberapa hal menarik yang sudah saya temukan dalam proses analisis untuk skripsi ini:

1. Tindak tutur Alex yang selalu menyebut nama Jonathan sebagai "Jonfen" sebenarnya disebabkan karena ketidakfasihannya dalam berbahasa Inggris dan keterikatannya pada aturan fonologis dalam bahasa Ukraina. Dalam fonologi Ukraina, tidak terdapat fonem dental /Ɵ/. Fonem ini digunakan untuk melafalkan "th" dalam nama Jonathan seperti halnya untuk melafalkan "th" dalam kata "think", "thief", dan "thunder." Karena tidak terbiasa melafalkan fonem dental sebelumnya, maka Alex secara tidak sadar mencari bunyi yang mendekati fonem dental dalam fonologi Ukraina. Dalam kasus ini, Alex memilih bunyi fonem labiodental /f/ seperti pada kata "fish" dan "far" untuk melafalkan nama Jonathan.


2. Tindak tutur Jonathan saat ia meminta makanan tanpa daging di restoran tidak dapat dimengerti oleh Alex karena perbedaan kebudayaan yang berkaitan dengan makanan. Alex tidak memahami konsep "vegetarian" yang dimaksud oleh Jonathan karena dalam budaya Ukraina, daging merupakan salah satu makanan utama. Khususnya daging babi dan sosis. Jadi, konsep "tidak memakan daging" dianggap aneh oleh Alex yang lahir dan dibesarkan dengan budaya makan ala Ukraina.


3. Tindak tutur Jonathan ketika melarang Alex untuk menyebut kata "negro" tidak dapat dipahami oleh Alex karena adanya perbedaan Schemata (pengetahuan silam yang didapat melalui pengalaman) yang dimiliki keduanya. Kata "negro" bagi Jonathan yang mengetahui sejarah perbudakan kulit hitam di Amerika merupakan kata yang mengandung konotasi negatif karena dulunya kata ini memang digunakan sebagai alat untuk melakukan FTA (Face Threatening Act: Tindakan atau kata2 yang menyerang "muka" /mempermalukan seseorang) terhadap orang kulit hitam. Sementara itu, Alex yang merupakan orang Ukraina tidak memiliki pengetahuan mengenai sejarah ini dan kata "negro" di Ukraina memiliki makna yang netral dan tidak ofensif.


4. Terdapat juga kesulitan-kesulitan dalam pemahaman dalam konsep "tip" dan "vallet" yang sering digunakan di Amerika namun tidak familiar digunakan di Ukraina.


5. Meskipun pada umumnya perbedaan budaya membuat kedua tokoh sulit memahami masing-masing tindak tutur dan implikatur, ada beberapa tindak tutur dan implikatur yang dipertahankan dan dimengerti untuk menjaga kesantunan secara pragmatik. Inilah yang membedakan sopan santun dalam konsep sosiolinguistik dan kesantunan dalam konsep pragmatik. Sopan santun dalam konsep sosiolinguistik hanya menyangkut elemen-elemen bahasa yang dianggap sopan pada budaya tertentu, sementara kesantunan dalam pragmatik merupakan elemen bahasa yang sengaja dipilih untuk tidak menyakiti pihak kawan bicara secara universal, tidak peduli budaya apa yang mempengaruhi para peserta tutur (terima kasih atas penjelasan salah seorang dosen linguistik dari prodi Indonesia pada kuliah umum PMPK hari ini :D). Dalam rangka menjaga kesantunan pragmatik ini, kedua tokoh menggunakan tindak tutur dan implikatur tertentu. Sebagai contoh, tokoh Alex selalu menerjemahkan tuturan kasar kakeknya dalam bahasa Ukraina ke dalam bahasa Inggris yang lebih sopan untuk menjaga hubungannya dengan Jonathan yang merupakan kliennya. Hal ini juga menunjukkan adanya relasi kuasa antara tokoh Alex dan Jonathan, yang mana tokoh Jonathan sebagai klien memiliki dominasi atas Alex dan karena itulah kesantunan menjadi tujuan dari tuturan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Introduction + Tragedi MacBeth

Dengan ini saya nyatakan bahwa saya pindah blog lagi *ketok palu*

Tadinya mau mengaktifkan wordpress atau multiply gue lg. tp tiba2 entah kenapa jd pengen iseng aja coba blogspot. hahahaahahhaah. *gak ada yg lucu, Rim. jangan ketawa dong*

oke setelah blog2 sebelumnya gue sembunyikan dari teman2 gue (gak jelas kan gue, bikin blog tp disembunyi2in). mulai sekarang gue akan membuka blog gue ini untuk umum. *ketok palu lagi*

Karena ini baru permulaan, maka saya akan memperkenalkan diri saya dulu.

Nama saya Rima Muryantina. Sebenarnya punya marga Hutagalung di belakang, tp di akte kelahiran nggak ditulis. Saya orang Batak, tapi sering disangka orang Cina. Ibu saya orang Jawa. Saya ngerti bahasa Jawa sedikit2. Tapi kalo diajak ngomong nggak bisa. Kalo bahasa Batak? Papa saya pelit. Nggak pernah ngajarin bahasa Batak. Terus dia pernah bilang "enak bisa ngomongin orang lain dalam bahasa planet tanpa harus ketahuan isi pembicaraannya"

sial.
alhasil bahasa batak gue cuma berkisar hitung2an 1-10 dan kata "hepeng". tp si Papa janji suatu saat mau ngajarin. awas kalo nggak.

ngomong2 soal bahasa, seharusnya saya merasa malu. karena saya gak bisa bahasa daerah, tp sok2 banyak2 belajar bahasa asing. Sekarang ini saya sedang kuliah di Program Studi Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Saya juga sedang ikut les bahasa Perancis di CCF Jakarta cabang Wijaya. Waktu SMA saya pernah belajar bahasa Jerman. Waktu SMP pernah les bahasa Jepang (dan waktu kuliah juga ambil mata kuliah pilihan bahasa Jepang sumber dan bahasa Perancis sumber). Oh ya, waktu SD saya pernah belajar bahasa Arab, tapi udah rada lupa. wkwkwkwkwk. XD

Intinya, saya suka belajar bahasa. Sekarang ini saya sedang fokus di bidang linguistik dan skripsi saya topiknya mencakup bidang pragmatik. Tepatnya, saya sedang fokus mengaplikasikan teori Implikatur Percakapan-nya H.P. Grice dan teori Tindak Tutur-nya J.L. Austin dan objek penelitian saya adalah dialog dua tokoh, Alex Perchov dan Jonathan Foer dalam film Everything is Illuminated. Itu film favorit saya, arahan sutradara Liev Schreiber.

Ngomong2 soal film. Saya waktu kecil suka sekali nonton film. Semua film dijabanin, mulai dari film kartun, horor, action, drama pokoknya semua film2 tahun 90-an terasa seru bagiku. Tapi akhir2 ini (sejak tahun 2000-an) bosen nonton film jaman sekarang. Dan lebih tertarik dengan film2 jadul yang diputar pas saya belum lahir. Jadi jangan heran kalau selera film saya jadul2 dan sering kali saya tidak nyambung kalau diajak ngomong tentang film masa kini. Hanya sebagian kecil dari film jaman sekarang yang saya suka. Dan rata2 film jaman sekarang yang saya suka itu tidak disukai oleh orang lain (contohnya ya Everything is Illuminated yang nyaris tak terdengar itu). Kecuali film2nya Dakota Fanning, New Moon aja gue jabanin kalo ada dia-nya. wkwkkwkwk. XD

Saya juga suka menulis. Dulu waktu SMA sering nulis esai, karya tulis ilmiah, dan cerpen (dan menang loh... *pamer*). Pernah juga coba nulis artikel di majalah remaja. Tapi itu dulu, waktu masa kejayaan saya. Sekarang sih udah kuliah, terlalu sibuk nulis makalah jadi jarang ikut lomba2an lagi. Terakhir cuma menang lomba puisi terus puisinya dipajang di Antologi Puisi (itu jg lombanya diadakan sama Markas Sastra, organisasi kampusku saja. tarafnya nggak nasional lagi kyk dulu ---> berasa kena post-power syndrome). Sekarang sih lg enjoy nulis skripsi aja. Kadang2 nulis puisi. Kalau ada waktu nulis blog. Kalau lebih banyak waktu lagi, baru nulis cerpen (biasanya kalau liburan).

Akhir2 ini juga suka fotografi. Tapi masih amatir sih. Kemarin baru nyoba ikut lomba fotografi yang diadakan organisasi2 di kampus. Tapi belum tahu hasilnya (tapi nampaknya kemampuan fotografiku masih sangat cetek, jadi saya pesimis). XD

Oh ya, saya ini terobsesi dengan warna hijau. Saya suka membeli barang-barang berwarna hijau. Jadi kalau pernah ketemu cewek pake jilbab dari ujung rambut sampai ujung kaki pakaiannya hijau semua (sampai ke tas2nya), bisa jadi itu saya. Tapi sekarang saya sudah mulai bertobat, kok. Sudah mulai terbuka dengan warna-warna yang lain. XD

Itulah sedikit tentang saya. Jadi, apa yang saya akan tulis di blog ini tentunya nggak terlalu jauh dari skripsi saya (sabar ya saudara2), linguistik, puisi/cerpen, atau hobi-hobi saya yang lain. Kadang-kadang saya juga akan cerita tentang kehidupan sehari-hari saya. Tapi mulai sekarang saya mau latihan untuk menahan diri untuk menuliskan hal-hal pribadi dalam bentuk puisi saja biar nggak ketahuan. X)

Kecuali kalau saya "khilaf" atau udah "nggak tahan," maka jangan terkejut kalau ada hal2 sensasional yang saya tulis di sini. Tapi saya akan berusaha untuk tidak khilaf kok, tenang saja. wkwkwkkwkwk.

Oh ya, untuk pembukaan (biar isi blognya nggak cuma perkenalan aja), saya mau memberitahu saudara2 sekalian (sah bahasanya) bahwa saya tadi baru saja menonton pertunjukkan teater Macbeth di Taman Islamil Marzuki, Jakarta. Jarang2 loh saya nonton teater. Berhubung yang main adalah teman2 saya, anak2 Teater Sastra UI, maka saya datang ke sana (telat tapinya. kuningan macet soalnya. wkwkwkwk. ---> alasan!)
terus berhubung sudah larut malam dan saya tipe cewek alim gt deh... anak perawan kan nggak baik pulang malam2 (kamuflase dari kata "anak mami") saya tidak nonton teaternya sampai selesai. pas istirahat 15 menit langsung ngacir pulang. tapi beneran loh, nyampe rumah jam stengah sebelas malam aja Papa-Mama sudah berpidato (eufimisme dari kata "ceramah" dan "khotbah" karena entah kenapa kedua kata ini terasa kasar kalau ditujukan untuk orang tua).

Oke, balik lagi ke Macbeth, kalian semua pada tahu kan kalau Macbeth itu drama karya William Shakespeare yang berdasarkan legenda Skotlandia tentang panglima yang membunuh rajanya sendiri karena terpengaruh ramalan 3 orang penyihir. Terus untuk menutupi kejahatannya ia harus membunuh orang2 lain lagi (jadi kejahatan ditutupi kejahatan). Tapi akhirnya dia malah dihantui oleh rasa bersalahnya sendiri. Ya kira2 begitu. gue baca Macbeth pas mata kuliah SKB (Sejarah Kesusastraan Britania) aja sih. jadi rada lupa.

Untuk pertunjukkan yang barusan, menurutku akting para pemainnya bagus2. Suara mereka lantang dan pengucapannya jelas. Emosinya dapet. Teks terjemahan ke Indonesia-nya mantap banget karena yang gue baca dulu teks bahasa Inggrisnya. dan gue tahu susah buat nerjemahin bahasanya Shakespeare ke dalam bahasa Indonesia tanpa menghilangkan emosi para karakternya. Tapi Mas Yudhi (dosen dramaku) kayaknya yang nerjemahin. Walhasil keren deh. No doubt.

Oh ya, dekorasinya juga mantap. Tata suara dan musiknya juga bagus. Kostum dan tata riasnya lumayan. Well done lah pokoknya. Meskipun nggak nonton sampai habis, saya cukup puas nontonnya.


Ya, sekian dulu deh cerita2 dari saya. Besok dilanjutin lagi. Udah malam nih. :)

Amitié ^^ V

PS: kasih saran untuk layout dong. masih gapspot nih (gagap blogspot) XD

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS