Ocehan Orang Mabuk Dalam Menyambut Tahun Baru

Tahun 2009 kemarin diakhiri dengan keonaran yang dibuat oleh kakak saya. Yang saya, dengan ini menyatakan, tidak mau menyalahkannya dan tidak mau merendahkan keputusannya seperti yang dilakukan orang-orang. Orang-orang itu tidak pernah mengorbankan banyak hal seperti yang telah kakak saya lakukan pada saya. Kebanyakan dari mereka berpura-pura baik pada saya padahal dalam hati sangat membenci saya. Oleh karena itulah, untuk kali itu, saya memutuskan untuk membela kakak saya. Dan dalam batas aturan-aturan tertentu, kakak saya masih belum melanggar batas. Setidaknya, begitulah pendapat saya.

Apabila selanjutnya tindakan saya ini dianggap sebagai tindakan pengkhianatan, kemunafikan, dan lain sebagainya, tentu saja itu terserah pada orang-orang yang berpendapat. Saya sudah lelah mengorbankan banyak hal untuk sesuatu yang saya tidak tahu apa. Dan setelah melakukan semua hal yang dituntut oleh banyak orang, saya tahu saya tidak dapat menyenangkan semua orang. Pasti akan ada pihak-pihak yang sakit hati. Tapi saya tidak mau bersusah payah seperti Pak Presiden SBY untuk mengembalikan nama baiknya dengan menggelar konferensi pers lalu menyatakan bahwa ini semua adalah fitnah dan segalanya bla bla bla. Biarlah Allah swt. yang menilai siapa yang benar dan siapa yang salah. Saya tidak punya pengetahuan apapun soal itu. Saya, seperti manusia lainnya, memiliki kemampuan rasio yang terbatas.Saya hanya melakukan apa yang saya lakukan dan saya sudah sampai di titik bahwa saya sudah muak untuk melakukan hal yang saya tidak tahu apa tujuannya. Itu saja yang saya tahu.

Karena hal-hal tidak bertujuan ini, seseorang telah mengarahkan saya untuk melakukan apa saja sesuai petunjuknya. Saya sudah melakukan semua yang dia arahkan. Tapi manusia memang tidak pernah merasa cukup. Tidak hanya dia. Banyak orang lain yang juga menuntut saya. Di dunia yang terlalu asing bagi saya. Padahal saya sendiri memiliki kehidupan lain yang jauh lebih nyata dan berharga. Namun nampaknya mereka tidak pernah mau mengerti dan terus menerjemahkan semua apa yang saya lakukan dengan segala keburukan di muka bumi. Dan tentunya, saat ini saya sudah tidak terlalu peduli lagi.

Pada akhirnya, saya menceritakan semua hal yang sudah saya tahan selama berbulan-bulan. Saya ceritakan pada salah satu sahabat terbaik saya. Dan dia mengatakan bahwa dia memahami perasaan saya. Sekejap, semua tuduhan, prasangka buruk, fitnah, fakta yang ditambah-tambahkan, fakta yang diputarbalikkan (sampai akhirnya saya hampir gila dan bingung untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah), semua tersapu habis dengan sedikit kata-kata darinya. Sekejap saya merasakan kebahagiaan dan saya merasa tidak sia-sia mempercayai dia selama ini. Karena dia pun percaya pada saya. Sesuatu yang tidak bisa saya temukan pada orang-orang lain di tempat yang saya pun tidak tahu apa namanya itu.

Lalu saya, dengan sedikit amanah yang tersisa, karena orang yang sangat saya hargai memaksa saya untuk bertahan. Akhirnya saya bertahan. Karena sahabat saya, orang yang saya hargai, dan beberapa orang baik yang saya temui.

Saya sudah banyak mengubah cara kerja dan cara berpikir saya untuk menyesuaikan dengan kemauan orang yang dulu saya percaya. Saya sudah kehilangan banyak teman-teman saya dan mungkin kehilangan diri saya sendiri karena sudah menuruti apapun yang dia anggap pantas. Tapi pada akhirnya saya sadar bahwa dia ternyata tidak menganggap saya apapun melainkan batu sandungan yang harus disingkirkan. Tapi itu pun tidak apa-apa. Karena akhirnya saya banyak belajar.

Di tahun 2010 ini, ucapan selamat tahun baru dari orang-orang yang saya sayangi membuat saya bersemangat untuk bertahan meski saya juga tidak tahu sampai kapan saya akan bertahan. Saya ingin memulainya lagi dengan orang-orang yang dengan senang hati bersikap baik pada saya. Saya ingin menjadi orang yang tidak mementingkan cara dan sistem saja, tapi juga memperhatikan apa yang diinginkan oleh orang-orang yang berinteraksi dengan saya.

Dan saya sudah memulainya hari ini. Melihat percakapan bahagia antara orang-orang yang baik pada saya membuat saya juga bahagia. Saya tidak lagi mengikat diri saya pada prasangka-prasangka pada orang-orang di sekitar saya. Karena dahulu, prasangka-prasangka itulah yang membuat hubungan saya menjadi tidak baik dengan mereka. Saya kembali mendapatkan kebebasan saya. Tidak perlu lagi dituntut seolah-olah ini adalah beban yang ditimpakan pada pundak saya.

Meskipun saya harus melalui berbagai tragedi tidak penting karena prasangka-prasangka tersebut, setidaknya saya sudah belajar beberapa hal.

Dan biarlah prasangka itu terus ada. Karena sekarang, saya sudah tidak takut lagi dengan prasangka-prasangka yang ada.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

say something :)