Puer aeternus



Oke, saya sudah mengalami beberapa minggu dunia kerja dan meninggalkan dunia perkuliahan (well, nggak sepenuhnya sih. Karena saat bekerja pun ilmu yang saya pelajari waktu kuliah banyak terpakai dan hari ini saya ikut kuliah jg di kelas Analisis Wacana. Dan saya merasa sangat amat excited utk belajar lg lebih mendalam dan menyerap ilmu dari kepalanya Pak Jun yang sangat pintar itu sehingga jarak antara saya dan linguistik yang saya cintai akan semakin berkurang karena saya semakin memahami linguistik lewat pelajaran-pelajaran di kelas) ---> Silakan muntah, tapi itulah yang saya rasakan.

Dan bisa saya simpulkan, secara general kerinduan saya terhadap dunia kuliah lebih besar daripada ketertarikan saya terhadap dunia kerja. Tapi ini baru sekitar 2 minggu sih. Mungkin nanti akan berubah.

Kenapa saya gak terlalu excited sama yg namanya kehidupan kerja? Klise. Karena saya sudah terlanjur menikmati kehidupan kampus saya dulu yg meskipun banyak susahnya tapi sudah terlanjur sayang mau gimana lagi? Sedangkan kesusahan2 yg saya alami di dunia kerja masih belum saya terima sepenuhnya dgn lapang dada karena saya belum benar2 terbiasa dan belum benar2 mencintai dunia baru ini. Oh ya, terlebih lagi... Teman2 kampus saya sudah biasa dengan "kediaman" dan "keanehan" saya. Orang2 di dunia kerja belum terbiasa dengan itu. Jadi rasanya yah seperti memasuki kelas baru di SMA yang mengandung sedikit sekali teman2 asal kelas sebelumnya. Adaptasi memang selalu sulit. Tapi itu adalah bagian dari kehidupan, mau apa lagi?

Intinya, daripada ngomongin yg jelek2 melulu, saya akan ngomongin hal2 yang saya suka dari pekerjaan saya.

1. Dari pekerjaan sebagai Web Translator (tugas saya menerjemahkan artikel2 baru dan ngeditin artikel2 lama sm sesekali nerjemahin dokumen2 jg tp baru bikin surat izin magang versi Inggris doang sih): Saya akhirnya bisa memperbaiki grammar orang tanpa harus merasa tidak sopan dan saya DIBAYAR untuk itu. HAHAHAHAHAHAHA. *ketawa jahat ala polisi grammar*Maafkan saya saudara2, saya senang memperbaiki grammar orang. I can't help it. *direbus*
Selain itu, kalau menerjemahkan artikel yg bener2 baru, saya mendapat banyak kosakata baru dan mengetahui beberapa informasi dari cabang ilmu lain terutama kalau membahas tentang fakultas2 lain.
Oh ya, saya jg sering dpt gosip2 baru seputar UI dr rekan2 karyawan. Well, tp kebanyakan gosipnya udh kudengar jg dari Mama sih. Cuma diperdalam aja. *macam infotainment saja kau!

2. Dari pekerjaan sebagai Transcriber, saya melatih kemampuan menyimak saya. Dan dapat banyak pengetahuan dari pengalaman orang-orang yang ceritanya direkam dalam kaset wawancara.

3. Dari pekerjaan sebagai asdos? Well... belom ngapa2in sih. Tapi puas udh bisa duduk di bangku kuliah lagi dan nyatat2 semua materi perkuliahan. wakakaak. XD

Intinya, kelihatannya saya terkena Peter Syndrome. I don't Wanna Grow Up. Dan semacamnya. Tapi mau nggak mau kan harus. Ya jalani saja. Tapi bagaimanapun jg, dlm jiwa saya selalu hidup Rima mahasiswa yg mirip anak SMA yg gembira dgn kehidupan kuliahnya, pelajarannya, dan teman2nya yang meskipun kadang2 melelahkan tapi tetap memberi arti sendiri bagi hidupnya.

Mulai ngaco nih gue ngomongnya....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

say something :)