You're Not Our Brothers, and We're Not Letting You In



You're Olaf, and we're not letting you in.
Klaus Baudelaire - A Series of Unfortunate Events

Belakangan gue menghadapi banyak cobaan dalam hidup. Salah satunya adalah putus kontak dengan beberapa temen gue yang lebih memihak orang2 yg menjadi musuh gue. Nggak, bukan mereka yg mutusin kontak. Semua murni mau gue. Karena ngebaca tweet2 mereka yg lebih membela org2 liberal (baik di kampus maupun di media in general) bikin gue sakit hati dan berpikir bahwa benar... Seberapapun kita peduli sama mereka, mereka nggak akan bisa benar2 jadi saudara kita. Karena imannya udah beda. Karena tujuan mereka hidup di dunia ini udah beda sama gue. *Semoga yg baca blog ini yg imannya masih sama dgn gue, karena gue udah capek berdebat* LOL

Ya, dan daripada ngepost tentang alasan2 rasional gue menentang doktrin2 liberalisme dan sekulerisme serta perdebatan antara berbagai isu yang udah mirip ludruk di media massa, mending gue cerita hal2 yg cenderung naratif/deskriptif aja ya daripada nulis teori2 argumentatif untuk nyerang pemikiran mereka (udh banyak dibuktiin sama saudara2 sesama Muslim di media massa soalnya).

Jadi mulai hari ini gue resmi follow di twitter dan join FB Indonesia Tanpa JIL. Hati gue udah mantap buat mendukung gerakan ini. Bukan karena ikut2an, tapi dengan alasan yang udah gue pikirkan matang2 menggunakan rasio, hati, dan keimanan gue (yg mungkin nggak seberapa pintar bagi banyak orang, tp pencarian independen gue soal kebenaran udah gue lakuin selama setahun lebih).

Nggak, gue bukan pendukung FPI. Tapi apa yang hak ya hak. Yang batil ya batil. Jadi meskipun gue sering nggak sepaham sama mereka, tapi kalau mereka mengatakan hal yang benar, ya mereka benar. Banyak orang mengaku Muslim, bilang Islam rahmatallil'alamiin, tapi belum bener2 baca Qur'an dan Hadits. Gue selama ini kebanyakan dengerin org2 yg nggak rajin baca Qur'an dan hadits ini. Sampe akhirnya gue bener2 otodidak pelajari sendiri tentang Islam dari berbagai aspek, dan gue compare ke berbagai agama lain. Hasilnya, memang Islam yg benar itu yg dibawakan Rasulullah saw. Bukan yang diusung oleh orang2 liberal belakangan ini.

Oleh karena itu, gue sampe pada pemahaman: segimanapun beda pendapatnya gue dengan FPI, mereka tetap saudara gue. Tapi orang2 liberal itu, mereka bukan saudara gue. Kalau saudara gue mau diserang sama orang2 liberal itu, pastilah gue bela saudara gue.

Ya, dan gue tahu konsekuensi dengan gue "mempertegas" sikap gue adalah akan banyak orang ninggalin gue. Ada kemungkinan pekerjaan2 bakal ninggalin gue. Teman2 bakal ninggalin gue. Seluruh dunia bakal musuhin gue dan nganggep gue orang picik, sempit, fundamental, fanatik, or whatever jerk they might call me. Tapi gue ikhlas. Rejeki di tangan Allah, bukan di tangan orang2 liberal. Hanya karena mereka menguasai lapangan pekerjaan, lantas kalo mereka berbuat melampaui batas, kita diem aja, ya nggak bisa.

Gue selama ini mungkin aman karena gue ga mempertegas sikap. Waktu itu gue berpikir sama kayak banyak org berpikir, "Rasulullah utk menyampaikan kebenaran juga dengan cara yang lemah lembut dulu. Kalau udah keterlaluan, baru dia melawan." Tapi setelah gue pikir2 lagi, apa toleransi kita selama ini nggak cukup? Apa mereka nggak melampaui batas? Setiap kali kita toleransi nggak pernah dipublikasikan sementara setiap kali ada cekcok dengan mereka selalu digembar-gemborkan? Ibaratnya lirik lagu Gotye "Now and then I think of all the time you screwed me over. Part of me believing it was always something that I'd done."

Sampai kapan dan sampai batas apa kita toleransi? Sampai semua Muslim lebih memilih mendengarkan mereka daripada memegang teguh amanah Rasulullah?

Jadi saat ini saya sudah memutuskan akan melawan. Dan mungkin orang2 akan menganggap saya anak kecil dan tidak percaya akan kata2 saya seperti Baudelaire children tidak dipercaya ketika Count Olaf berusaha merongrong kehidupan mereka. Mungkin setelah ini saya akan dikucilkan dan dirundung berbagai kesialan seperti yang telah diperingatkan oleh Nabi Muhammad saw. Muslim itu akan terasing, begitu katanya. Islam akan terbagi menjadi 73 bagian, itu pula katanya. Dan meskipun hal2 tersebut bukan kenyataan yg menyenangkan, yang saya suka dari Rasulullah adalah karena beliau selalu menyatakan kebenaran. Tidak ada nikmat duniawi yang ditawarkan pada saya utk mempercayai kata2 beliau. Saya percaya kata2 beliau karena memang terbukti berkali2 kata2 beliau benar.

Tentunya saya juga akan berusaha tetap adil dalam perlawanan saya. Karena nasihat Rasul juga supaya kita tetap berbuat adil, bahkan untuk lawan2 kita. Semoga saya dan kawan2 berhasil. Amin. :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

say something :)