Banyak orang bertanya2 kenapa gue nerima kerjaan gue sekarang. Banyak yang berpikir, kalo gue S2 di ANU gue dapet kerjaan yg lebih baik. Banyak yg ga suka boss gue krn katanya kurang apresiasi ke pegawai, maksa org pulang malem, dsb. Baiklah... akan saya beritahu beberapa alasannya.
1. Boss gue yg sekarang pinter. Jauh lebih pinter daripada Pak Gde, just FYI. Dia lebih paham ekonomi, dia paham cara menulis yang baik (nggak cuma berita, tapi the whole annual report), dia entrepreneur yang hebat. Meskipun dari segi kebaikan dan kemurahan hati, Pak Gde masih the best lah. Bukan berarti Pak Gde nggak pinter. Only... this new boss is freaking genius. I mean it. Even though some of his employees hardly understand it. Gue bisa dapet ilmu banyak banget dari dia.
2. Pekerjaan ini gue dapet setelah adik2 di Muhammadiyah doain gue dapet kerjaan paling baik dan halal. Dan gue nggak pernah meragukan doa anak yatim.
3. Di pekerjaan ini, gue nggak ketemu sama orang2 FIB UI satu pun maupun org2 yg gue benci. Kalaupun ada orang UI, mereka baik2 aja sama gue. Alhamdulillah. Emang doa utama gue adalah dijauhkan dari orang2 yg... yah begitulah. LOL.
4. Gue suka nulis annual report. Kayak ada "manfaatnya" gitu. Menyampaikan keterbukaan perusahaan pada masyarakat. Membantu orang untuk jujur pada orang lain. Itu kan pekerjaan yang bagus. Dan gue nggak perlu berurusan dengan riba (kalau gue kerja di bank), nggak perlu berurusan dengan hal2 yg berhubungan dgn minuman keras, esek2, dan ngegosipin orang (kalo gue kerja di dunia entertainment. Bahkan mempromosikannya pun udah dosa, kan?), nggak ngebahas politik indonesia yang naudzubillah (kalo seandainya gue jd wartawan), dan nggak perlu bikin rubrik zodiak terus nipu anak2 muda (kalo gue kerja di majalah remaja). Yah, intinya gue diminta kerja paling halal, baik, manusiawi, menambah ilmu, bisa menjadi ibadah untuk di akhirat... Mungkin ini emang yg terbaik.
5. Banyak kosakata dan cara penerjemahan yang bisa dibahas pakai teori linguistik dari kegiatan gue sekarang. Mungkin nanti bisa jadi inspirasi buat ikut konfrensi translation. Translating annual report kan jarang dibahas. Mungkin bisa jadi ide buat disertasi S3 juga. Selain itu, juga menginspirasiku untuk belajar Islamic Finance. Karena setelah dipikir2... sistem ekonomi kita kyk didominasi kapitalis banget. Not that I'm saying that capitalist system is completely rubbish. There are some aspects of it, which are in accordance with Qur'an and Sunnah. Salah satunya adalah masalah keterbukaan melalui Annual Report ini. Kalo dagang mesti jujur. Setiap transaksi yang berhubungan dengan uang dan jual beli (barang dan jasa) harus dicatat. Dari jaman Nabi juga udah diperintahkan di Qur'an. Tapi balik ke Islamic Finance tadi. Aku tetap ingin belajar banyak tentang Islamic Finance. Tapi mulanya dengan belajar sistem kapitalis dulu. Nanti yang sesuai dgn Qur'an dan hadits dipertahankan. Yang nggak sesuai, dibuang. Dan aku mau belajar serius soal Islamic Finance ini. Mungkin cari beasiswa S2 lagi di Brunei, Malaysia, dan Australia. (kalau bisa sih di Aussie biar gue nikah sama F****)
Selebihnya, kalau soal gaji terlalu kecil utk S2... kadang gue mewajari susahnya bikin perusahaan baru.. Bokap nyokap gue dulu jg awal2 kesulitan nge-hire orang tinggi2. Dan kalau soal pulang malam, ya namanya juga perusahaan media... Masih mending ini Annual Report. Kalo majalah tiap bulan pulang pagi. Kalo koran tiap hari.
Yah, mungkin orientasi orang beda2. Kalau gue boss kyk gini, kantor kyk gini aja udah syukur Alhamdulillah. Mudah2an untuk seterusnya aku nggak ngehadepin masalah. Semoga aku bisa membantu kantorku, bukannya merepotkan. Amin.
3 Alasan Mengapa The Killer’s Shopping List Menarik Ditonton
2 tahun yang lalu
2 comments:
semangat rima :D
ah, ntar gw kerja apa ya -_-
Lu mah nggak usah khawatir, Mel. Kayaknya dunia penerbitan dan dunia pernovelan selalu terbuka buat lo.
Posting Komentar
say something :)