Sempet niat mau berhenti jadi dosen dan ngejar karier non akademik aja tapi ternyata Allah berkehendak gue balik ke dunia ini. Awalnya gue sempet kesel, bete, kurang ikhlas, dipaksa2in ikhlas demi memenuhi impian bokap, tapi lama2 ternyata jadi dosen asik juga. Setelah dipikir2, jadwalnya lebih fleksibel. Bisa sambil nulis dan jualan di waktu luang sebagai pemasukan tambahan. Mungkin kalau modal udah cukup, tinggal buka tempat les aja deh. wkwkwk.
Waktu untuk beribadah untuk Allah subhanallahu wata'ala juga bertambah. Alhamdulillah bangeeeet. Setelah dipikir2, kalau suatu saat nikah (meskipun belum ketemu2 juga nih jodoh yg "diterima" bokap gue. LOL), waktu untuk suami dan anak2 juga akan lebih banyak tersisa kalau kita jadi dosen dibanding kerja kantoran yg rutin bgt pergi pagi pulang malam 5 (atau 6) hari dalam seminggu.
Ditambah lagi, nih... ternyata bikin penelitian itu asik. Bikin ketagihan. Setelah ikut 4 konferensi internasional tahun 2012, 1 simposium internasional awal tahun 2013 ini, dan "coba2" nulis untuk jurnal internasional dan buku kumpulan penelitian linguistik terapan utk penerbit internasional (tp yang 2 ini masih tunggu keputusan diterima), jadi semakin menggelegar gelora untuk meneliti bahasa lebih mendalam.
Dan.... karena kelihatannya saya (Insya Allah) sedang dalam proses untuk diterima jadi dosen di salah satu universitas negeri, suka nggak suka saya harus lanjut belajar S3. Jadi mulai tahun ini, udh mulai kepikiran siap2in bahan proposal disertasi. Rencananya sih pengen gabungin antara psikolinguistik dan pengajaran bahasa (tapi khusus untuk kemahiran membaca alias reading skill karena saya memang seringnya dapet tugas di bidang ini). Biasalah, bahas schemata tentang pengaruhnya terhadap reading DAN writing. Yang menarik selain menggabungkan kemahiran writing dr rencana saya ini... hohoho... saya ingin melakukan metode penelitian eksperimental yang jarang dipakai di bidang linguistik dan penelitian sosial dan humaniora.
Target S3.... tentunya kalau nggak di Indonesia, harus cari beasiswa. Berharap banget dapet beasiswa di negara2 yang mayoritas Islam seperti:
Ankara University, Turki
Universiti Brunei Darussalam
Dua negara ini memang sudah mengeluarkan beasiswa untuk semua jurusan. Tapi kalau apes dan ternyata lebih mudah dapat beasiswa dari DIKTI/Depag, maunya sih di Australia lagi. Di tempat yang udah familiar dan nggak perlu transit bandara berkali2, yakni:
Macquarie University, Sydney
University of Melbourne
Sebenarnya mau banget balik ke ANU, tapi program S3 ANU kayaknya lebih terkonsentrasi pada linguistik murni dibanding linguistik terapan. Cinta banget sm Canberra, tapi mesti transit Sydney dulu kalau ke sana. Nyusahin. *plaaak*
Dan... sebenarnya sih emang aku agak minder sm ANU krn itu universitas nomor 24 di dunia (program linguistiknya salah satu yg terbaik). Jadi pengen cari aman aja deh di Macquarie (ditabokin alumni2 macquarie). Eh tp bukannya sekarang Melbourne uni lebih keren ya? LOL.
Dan kalau saya apes banget bin apes, terpaksa S3 di dalam negeri dengan biaya sendiri di Universitas Atma Jaya (krn program S3 linguistik terapan di Indonesia yg paling deket rumah ya di sini). Kalau program S3 di UI kayaknya lebih linguistik teoritis. Eh, tapi nggak tahu sih kalau nanti2 UI bakal buka program utk linguistik terapan atau mungkin ada uni Islam di Jakarta gitu yg mau melakukannya. hohoho.