Tanggal 12-14 November 2012 kemarin aku mengikuti konferensi tahunan ALAA (Applied Linguistics Association of Australia) di Curtin University, Perth, Western Australia. Konferensi tahun ini lebih terorganisir dibanding tahun lalu di UC dan ANU, Canberra. Tapi tema2 yang diangkat lebih menarik tahun lalu. Bagaimanapun juga, ada beberapa pengalaman menyenangkan yang perlu dibagi.
1. Aku ketemu sama gerombolan mahasiswa postgrad asal Indonesia dari Monash University yang rame2 dan seru2 banget. Sempet nyasar bareng mereka, ketawa2 bareng, makan bareng, ngomentarin2 konferensi bareng, “berpusing2” nyari2 musholla bareng. Seneng deh pokoknya.
2. Di sana aku menginap di tempat Mbak L, yang kukenal dari Bang J, yang ternyata alumni FHUI juga kyk Bang J. Dapat banyak cerita tentang suka dukanya menjadi ibu kosan di Perth. Ternyata orang banyak yg aneh2 di sana. Hahaha. Salah satu org yg nginep di tempat kosannya Mbak L namanya Fahmi, orang Malaysia. Ganteng. Hahahaha. *tetep* *radar cowok ganteng harus tetap ada meski dipendam*
3. Ketemu banyak teman mancanegara juga di sana, salah satunya Elke Stracke yang aku harus menulis untuk chapter bukunya *stress krn deadline-nya 15 Desember. Tidaaaak! Hahaha. Ada juga Boram, cewek cantik asal Korea yang saking cantiknya layak jadi anggota SNSD kesepuluh (plus, di a linguis, pintar, ahli sintaksis, dan fonologi. Bikin iri aje). Ada juga teman baru asal Myanmar, namanya Eiphyu. Aku diajak keliling2 galeri lukisan di Curtin Uni sama dia. Lukisan2nya baguuus. Sayang ga boleh difoto. Nanti aku coba cari lukisannya sambil google nama artisnya. Tipe “gue banget” soalnya lukisan2 alam, tumbuhan, dan geometri (ciri2 lukisan halal). Hehehe.
4. Aku semakin bangga dengan para linguis karena mereka sedang bersama berjuang melawan perubahan kurikulum Aussie yang mulai western-minded. Yang tadinya multilingual berubah jadi monolingual. Banyak departemen2 bahasa ditutup di berbagai universitas. Salah satu dosen berkata “It’s so bizzare, they open Islamic studies department but they close down the Arabic.” Padahal dengan mempelajari bahasa, kita bisa paham suatu budaya dari sudut pandang native speakers-nya, bukan tebak2an dengan asumsi orang barat mengenai negara2 Islam dan negara2 Arab kayak yang kebanyakan terjadi sekarang.
5. Di antara semua presentasi, aku paling suka presentasinya Margaret James yang mempromosikan cara2 menarik untuk mengajarkan anak2 suku Aborigin baca tulis. Dengan lagu dan gambar2 yang menarik, dia membantu suku Aborigin mempertahankan bahasanya (setelah saat ini bahasa2 Aborigin mulai punah karena tidak dipakai oleh generasi2 mudanya akibat tuntutan bahasa Inggris yang jadi bahasa nasional).
Ya, demikian segelintir hal2 menarik yang dapat kuceritakan dari konferensi ALAA kemarin. Untuk pos selanjutnya mungkin akan kuceritakan lebih lanjut tentang lukisan2 yang kulihat di pameran lukisan yang kuhadiri bersama Eiphyu. :D