Mari Meneladani Aisyah Rodhiallaahu'anha

Bismillaahirrohmaanirroohim

Assalamu'alaikum warrohmatullaahi wabarokaatuh.

Kali ini saya akan bahas isi buku favorit saya, Aisyah Sang Teladan Kekasih Allah karya Syahid Ahmad Al Kasyaf yang diterbitkan Penerbit Al Maghfiroh. Kenapa Aisyah dulu yang saya bahas? Kenapa bukan Khadijah r.a., Fatimah r.a., Maryam, dan Asiah yang menjadi wanita2 utama di surga? Karena beliaulah tokoh wanita solehah yang paling sering mendapat fitnah, namun itulah yang menyebabkan saya sangat mengagumi beliau. She is so misunderstood. Many people seem to have excessive hatred towards her, but when finding out more about her, I can see that she's an absolutely magnificent lady and she doesn't deserve the hatred she's been receiving.

Seperti biasa, saya hanya bisa bahas sebagian isi dari bukunya saja. Untuk memahami banyak hal baik tentang istri Rosulullah solallaahu 'alaihi wassalam ini, silakan beli bukunya atau buku2 lain yang menuliskan tentang Aisyah r.a. dengan sejujurnya, tanpa kebencian.

Yang akan saya tuliskan adalah bagian dari bab penting di buku ini: Kepribadian Aisyah binti Abu Bakar rodhiallaahu'anha. Hal ini dimaksudkan supaya Muslimah2 yang membaca post ini bisa sedikit terinspirasi untuk mengikuti kepribadian wanita solehah ini. Aisyah rodhiallaahu'anha mendapat pengajaran ilmu2 Islam langsung dari Rosulullaah solallaahu 'alaihi wassalam. Beliau mengikuti dan mencontoh langsung sikap dan perkataan sang nabi dalam banyak situasi. Bahkan tidak jarang ayat qur'an turun ketika Nabi Muhammad solallaahu'alaihi wassalam sedang bersamanya. Aisyah r.a. juga memiliki kebiasaan menanyakan hal2 yang tidak dia pahami mengenai qur'an dan sunnah langsung kepada Rosulullah solallaahu'alaihi wassalam yang membuatnya berkapasitas meriwayatkan banyak hadits nabi yang sohih. Tanpa kita sadari pun, banyak dari amal ibadah yang kita lakukan saat ini adalah karena Aisyah r.a. telah banyak meriwayatkan petunjuk2 yang langsung diberikan nabi.


1. Aisyah r.a. dalam berpakaian: Pakaian Aisyah r.a. menutup aurat. Sekalipun beliau sangat cantik dan berpipi kemerahan, tapi beliau tidak memamerkan kecantikannya tersebut pada yang bukan muhrim. Meskipun demikian, beliau juga menjaga kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Bahan-bahan yang digunakan kadang memiliki warna yang indah, tapi tidak mencolok. Kalau pakaiannya kotor, ia segera mencucinya hingga bersih baru dikenakan kembali. Pakaian yang dia kenakan juga tidak mahal. Sekalinya Aisyah r.a. memiliki pakaian mahal sekitar 5 dirham, pakaian itu sering dia pinjamkan untuk para pengantin wanita yang ingin melangsungkan pernikahan.

2. Aisyah r.a. dalam bersikap pada suami: Aisyah r.a. selalu patuh terhadap perintah Rasulullah solallaahu'alaihi wassalam, bahkan saat sang nabi mengoreksi kesalahannya. Sekalipun memiliki pembantu di rumahnya, dia tetap memasak untuk suaminya, membersihkan perabotan, mencuci pakaian sang suami, menyiapkan air wudhu, melumuri minyak wangi ke tubuh sang suami, menyiapkan siwak, dan menjaga kebersihan barang2 milik Rosulullah solallahu'alaihi wassalam. Saat hidup bersamanya, kondisi ekonomi Rosuulullah solallahu'alaihi wassalam tidak begitu baik. Sering kali mereka sekeluarga hidup dengan makanan yang sangat sedikit dan rumah yang tidak terlalu luas. Akan tetapi, Aisyah r.a. sabar menghadapinya dan tidak mengeluhkan kondisi ekonominya hingga Rosulullah wafat. Setelah Rosulullah wafat pun, Aisyah r.a. tidak meratapi kematian suaminya berkepanjangan dan bersabar meneruskan ilmu yang diajarkan Rosulullah.

3. Aisyah r.a. menjaga diri dari ghibah, termasuk dari istri2 nabi yang lain. Meskipun menghindarinya tidak mudah, karena kecemburuan wanita tentunya begitu besar, tetapi Aisyah r.a. selalu berusaha menjaga diri dari ghibah dan segera bertobat bila melontarkan kata2 yang tidak baik pada istri nabi yang lain. Sering kali beliau juga memuji kebaikan2 istri2 nabi yang lain seperti sikap mulia Saudah r.a. dan Maimunah r.a. serta kecantikan2 istri2 nabi yang lain yang diakui Aisyah r.a. merupakan alasan kenapa dia cemburu (krn dia pun mengagumi kecantikan mereka). Dia bahkan tidak ingin mencaci Hassan bin Tsabit yang membuatnya sakit saat kejadian Haditsul Ifki karena beliau ingat kebaikan Hassan ketika membela Rosulullah solallaahu 'alaihi wassalam.

4. Aisyah r.a. meninggalkan hal-hal yang bersifat syubhat, tidak perlu, dan lebih banyak mudharatnya. Termasuk hadiah2 yang terlalu mewah. Bagi wanita, meninggalkan barang2 duniawi yang bersifat mewah ini sangat sulit, tp Ummul mu'miniin sering kali menolak hadiah2 yang diberikan padanya.

5. Aisyah r.a. merupakan wanita yang menjaga prinsip. Saat berita bohong yang menuduhnya berhubungan dgn laki2 lain tersebar, Aisyah r.a. sabar dan teguh dalam pendiriannya bahwa dia tidak bersalah. Sampai Allah subhanaahu wata'aalaa sendiri memberikan wahyu yang membersihkan nama baiknya: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar…. Sampai dengan ayat 21 … „ QS an-Nur : 11-21.

6. Aisyah r.a. menyayangi kaum dhuafa. Apabila ada kaum dhuafa yang meminta rezeki darinya, pasti langsung dibagi, sekalipun di tangannya hanya ada sebutir atau beberapa butir kurma. Pernah suatu hari pengemis memintanya makanan untuk buka puasa. Aisyah r.a. hanya memiliki sepotong roti, diberikannya pun sepotong roti itu pada pengemis tersebut. Saat menjelang sore, ada tetangganya yang datang memberikannya seekor kambing. Kambing itulah yang akhirnya dipotong dan dimakan untuknya dan budaknya berbuka puasa. Ini merupakan balasan langsung dari Allah subhanaahu wata'aalaa atas sedekahnya sebelumnya. Selain itu, Aisyah r.a. pun telah membebaskan sekitar 67 orang budak, yang merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam Islam.

7. Aisyah r.a. tidak suka dipuji dan disanjung berlebihan. Ini menunjukan beliau jauh dari sifat riya'. Suatu kali ketika Ibnu Abbas r.a. hendak memujinya, Aisyah r.a. berkata, "Aku ingin dilupakan orang." Lalu Ibnu Abbas pun mengurungkan niat memujinya.

8. Aisyah r.a. merupakan sosok pemberani. Ia sering terjun dalam peperangan melawan orang2 kafir, termasuk di Perang Khandaq. Saat Perang Jamal pun, Aisyah r.a. menunjukan keberanian meringkus orang2 yang membunuh Utsman bin Affan r.a. Sekalipun pemberani dalam medan perang, beliau adalah wanita yang mudah memaafkan dan "berani" meminta maaf/mengakui kesalahan pada orang lain. Saat menghadapi perseteruan dengan Ali bin Abi Tholib r.a., mereka akhirnya menyelesaikan kesalahpahaman secara baik2 dan saling memaafkan. Tidak mendendam dan tidak menyebar fitnah satu sama lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Unknown mengatakan...

terima kasih untuk berbagi informasi yang bagus
berpakaian untuk wanita || perhiasan untuk wanita

Posting Komentar

say something :)